Maandag 17 Junie 2013

KONSEP WAKTU PADA HEWAN

Konsep waktu pada hewan poikiloterm berkaitan dengan suhu lingkungan yang memiliki hubungan linear dengan laju perkembangan serangga. Setiap spesies serangga memiliki kisaran waktu dan suhu optimum untuk dapat hidup dan berkembangbiak. Dengan mengetahui konsep waktu, maka kita dapat memprediksi kapan akan terjadi peningkatan populasi serangga yang dapat terjadi setiap tahun. Dengan demikian dapat dilakukan pencegahan terhadap peningkatan populasi serangga yang berpotensi sebagai hama pertanian.

Seperti pada kasus ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo tahun 2010 lalu, peristiwa ini tidak lepas dari konsep waktu-suhu dimana peningkatan populasi ulat bulu yang menyerang tanaman mangga terjadi ketika waktu dan suhu lingkungan di Probolinggo sesuai dengan waktu-suhu optimum perkembangbiakan ulat bulu, sehingga laju perkembangbiakan ulat bulu meningkat dengan cepat.
Dalam kisaran yang tidak mematikan, pengaruh paling penting oleh suhu terhadap hewan poikiloterm dari sudut pandang ekologi adalah pengaruh suhu atas perkembangan dan pertumbuhan. Dalam hal ini langsung tampak adanya hubungan linear antara laju perkembangan jika diplotkan terhadap suhu tubuh. Tampak pula bahwa penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut pada suhu terendah dapat diabaikan, dan lagi makhluk yang bersangkutan secara tipikal menghabiskan waktu dibawah suhu tinggi non linear.seringkali secara sederhana dianggap bahwa laju perkembangan bertambah secara linear pada suhu di atas ambang perkembangan. Hewan ektoterm atau poikiloterm tidak dapat dikatakan memerlukan waktu yang lamanya tertentu. Yang mereka perlukan adalah gabungan waktu dengan suhu. Gabungan ini sering disebut sebagai waktu-fisiologik. Pentingnya konsep waktu-suhu terletak di dalam kemampuan konsep itu untuk memberikan pengertian tentang waktu terjadinya sesuatu, dan tentang dinamika populasi hewan ektoterm atau hewan poikiloterm (Soetjipta.1993).


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking