Manfaat pengetahuan tentang relung bagi aktivitas
konservasi adalah dapat menetukan tempat yang sesuai dengan relung asli dari
hewan yang akan dipindahkan ke tempat konvervasi, mulai dari kisaran temperatur
temapat konservasi, makanan, aktivitas yang dapat dilakukan hewan, kelembaban
dan lain-lain. Apabila relung buatan di tempat konservasi sudah sesuai dengan
relung asli hewan, maka kegiatan konservasi akan berlangsung dengan baik dan
keberlangsungan hidup hewan akan terus berjalan.
Relung ekologi suatu (individu,
populasi) hewan adalah status fungsional hewan itu dalam habitat yang
ditempatinya sehubungan dengan adaptasi-adaptasi fisiologis, struktural dan
pola perilakunya. Sebuah relung bisa menggambarkan kaitan utilitasi
(penggunaan) ruang atau spasial, kosumsi makanan, kisaran temperatur,
syarat-syarat yang sesuai untuk reproduksi (kawin), kelembaban, dan
faktor-faktor lain. Relung tidak sama dengan habitat, tempat dimana suatu
organisme tinggal/hidup (Sukarsono.2012).
Salah satu contoh hewan langka
yang ada di Indonesia adalah Komodo. Komodo merupakan hewan endemik Indonesia.
Habitat asli komodo ada di pulau komodo, Flores. Komodo menyukai habitat
savana, sehingga pulau komodo yang seluruh bagiannya berupa savana sangat
sesuai dengan relung ekologi komodo. Relung ekologi komodo adalah tempat yang
kering dan luas seperti savana. Pada umumnya
habitat komodo memiliki suhu rata-rata harian yang sangat tinggi dengan musim kemarau yang panjang. Komodo yang
tersebar di beberapa pulau
di Nusa Tenggara Timur hidup pada keadaan topografi yang berbukit-bukit dengan ketinggian maksimum 735 mdpl. Susunan vegetasi
didominasi oleh padang savana
dengan beberapa tegakan pohon tinggi. Keadaan habitat komodo pada semua tempat hampir sama, dengan
suhu rata-rata23o-40oC, kelembaban berkisar antara 45-75
% dan ketinggian 0-600 mdpl. Habitat
tersebut memiliki topografi sudut kemiringan 10o-40o. Komodo aktif berburu pada
siang hari hingga sore hari, tetapi pada saat cuaca sangat panas komodo akan
berteduh pada lubang-lubang yang digalinya. Komodo merupakan hewan yang lebih
senang menyendiri, hewan ini akan berkumpul dengan anggotanya hanya pada saat
makan dan reproduksi. Komodo memakan mangsanya dengan cara mencabik mangsanya
dan menelan langsung dagingnya tanpa dikunyah terlebih dahulu. Musim kawin terjadi antara bulan Mei dan Agustus, dan telur
komodo diletakkan pada bulan September.Perilaku menyelisik merupakan perilaku komodo jantan menarik
betina untuk menjadi pasangan kawin dengan cara menjilat-jilat dan mencium
anggota tubuh bagian belakang,menggaruk/meraba sampai menaiki pasangannya.
Keadaan habitat komodo pada semua tempat hampir sama, dengan
suhu rata-rata 23o-40oC, kelembaban
berkisar antara 45-75 % dan ketinggian 0-600 mdpl. Habitat tersebut memiliki topografi sudut kemiringan 10o-40o (Mochtar. 1992).
(Mochtar .1992. Komodo, the Living Dragon: The Living
Dragon. Salem, Or: DiMI
Press. ISBN 0-931625-27-0.)
(Sukarsono. 2012. Ekologi Hewan. Malang: UMM PRESS.)